Sekitar 150 ribu foto menampilkan gambar hewan dan tanaman di dasar laut sedalam 240-1.600 meter. Kamis pekan lalu, beberapa ahli membahas temuan itu. Ternyata ada 50 spesies baru yang diperoleh dari ekspedisi kapal Indonesia dan Amerika Serikat yang berakhir pada 14 Agustus lalu. "Gambar-gambar itu memberikan pemandangan luar biasa dari salah satu ekosistem laut yang paling kompleks di dunia dan yang sedikit kita ketahui," kata Verena Tunnicliffe, profesor Universitas Victoria di Kanada.
Bukan hanya Tunnicliffe, ilmuwan lain terpukau oleh kekayaan biota laut Indonesia. Gambar dan foto itu diambil dari kapal Okeanos Explorer milik US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan kapal Indonesia, Baruna Jaya IV, sejak 24 Juni hingga 6 Agustus 2010. Kerja sama ini bertajuk "Ekspedisi Index Satal 2010".
Mereka menggunakan sistem pemetaan sonar yang kuat dan robot bawah laut bernama Little Hercules untuk menjelajahi hampir 21 ribu mil persegi (54 ribu kilometer persegi) dari dasar laut di Indonesia bagian utara. Film dan gambar tersebut disiarkan secara langsung melalui jaringan Internet ke kantor Badan Riset Kelautan dan Perikanan di Jakarta, kantor NOAA di Amerika Serikat, dan kapal Okeanos.
Tunnicliffe menunjukkan laba-laba laut yang umumnya berukuran kecil, panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. "Laba-laba laut yangditemukan dalam misi ini sangat besar, 20 sentimeter atau lebih," katanya.
Hewan lain yang diambil gambarnya oleh robot selam bawah laut terlihat seperti bunga ditutupi jarum seperti kaca. Namun para ilmuwan berpikir itu mungkin spons karnivora. Antena merah muda, ditutup dengan jaringan lengket, muncul untuk menangkap makanan yang lewat.
Menurut Tunnicliffe, bunga lili laut pada awalnya menutupi samudra, dangkal dan dalam, tapi sekarang jarang.Temuan ekspedisi memperlihatkan keanekaragaman biota itu. Gambar lain menunjukkan ikan berwarna lavender berjalan di dasar laut dan lengan merah bunga lili air.
Timotius Shank dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts mengatakan timnya sejauh ini mengumpulkan lebih dari 150 ribu frame video definisi tinggi."Saya merasa mungkin ada setidaknya 40 spesies baru di karang air dalam dan sedikitnya 50 spesies baru yang mencakup udang bentik, kepiting, spons, kerang, anemon, dan ketimun laut," katanya.
Temuan lain adalah tunicate di kedalaman 2.200 meter. Jenis hewan bertulang lunak di antara kelas vertebrata dan invertebrata ini pernah ditemukan di Laut Tasmania dengan bentuk yang lebih besar.
Ada juga jenis ikan besar bermulut besar dengan bentuk gigi yang menakutkan dengan sirip berjumlah empat buah. Ikan ini ditemukan di kedalaman 2.112 meter dengan panjang 78 sentimeter dan lebar 15 sentimeter. Ikan yang sangat unik ini dikategorikan dalam lizard fish. Koral jenis lophelia yang biasanya ditemukan di Samudra Atlantis ditemukan juga di daerah Sangihe Talaud.
Dari temuan di perairan Sangihe Talaud, ada perbedaan jenis biota di laut dangkal (sekitar 200-300 meter) dan laut dalam (1.000-2.000 meter). Jenis koral, crinoid, ikan, serta udang-udangan di laut dangkal lebih spesifik dan berwarna terang. Hal ini mengindikasikan adanya interaksi visual biota-biota tersebut dengan tingkat kedalamannya.
Di daerah laut dalam, jenis-jenis biota lebih beragam dan mempunyai keunikan warna ungu, pink, emas, hitam, merah, kuning, putih, dan abu-abu. Mereka bersimbiosis dengan binatang lainnya, seperti koral dengan kepiting dan brittle star, juga simbiosis crinoid dengan brittle star. Lalu kepiting, sponge dengan hermit (kumang), koral bersimbiosis dengan polychaete (cacing tabung/ tube worm).
Keunikan biota laut dalam di perairan Sangihe Talaud sudah pasti memperkaya keanekaragaman hayati laut Indonesia. Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan temuan terumbu karang pada kedalaman 3.500 meter menunjang penelitian lebih lanjut di bidang obat-obatan. "Senyawa koral itu memiliki kandungan kimiawi untuk bahan obat-obatan," kata Indroyono, yang hadir dalam seminar Ekspedisi Index Satal 2010 di Manado. Menurut dia, senyawa yang terdapat pada koral kemosintesis (pembakaran tanpa sinar matahari, melainkan proses kimiawi) menjadi potensi untuk mengembangkan obat antikanker.
Sumber; bataviase.co.id
Bukan hanya Tunnicliffe, ilmuwan lain terpukau oleh kekayaan biota laut Indonesia. Gambar dan foto itu diambil dari kapal Okeanos Explorer milik US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan kapal Indonesia, Baruna Jaya IV, sejak 24 Juni hingga 6 Agustus 2010. Kerja sama ini bertajuk "Ekspedisi Index Satal 2010".
Mereka menggunakan sistem pemetaan sonar yang kuat dan robot bawah laut bernama Little Hercules untuk menjelajahi hampir 21 ribu mil persegi (54 ribu kilometer persegi) dari dasar laut di Indonesia bagian utara. Film dan gambar tersebut disiarkan secara langsung melalui jaringan Internet ke kantor Badan Riset Kelautan dan Perikanan di Jakarta, kantor NOAA di Amerika Serikat, dan kapal Okeanos.
Spesies unik yang baru ditemukan di bawah laut Indonesia (AP Photo/NOAA Okeanos Explorer Program)
Tunnicliffe menunjukkan laba-laba laut yang umumnya berukuran kecil, panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. "Laba-laba laut yangditemukan dalam misi ini sangat besar, 20 sentimeter atau lebih," katanya.
Hewan lain yang diambil gambarnya oleh robot selam bawah laut terlihat seperti bunga ditutupi jarum seperti kaca. Namun para ilmuwan berpikir itu mungkin spons karnivora. Antena merah muda, ditutup dengan jaringan lengket, muncul untuk menangkap makanan yang lewat.
Menurut Tunnicliffe, bunga lili laut pada awalnya menutupi samudra, dangkal dan dalam, tapi sekarang jarang.Temuan ekspedisi memperlihatkan keanekaragaman biota itu. Gambar lain menunjukkan ikan berwarna lavender berjalan di dasar laut dan lengan merah bunga lili air.
Timotius Shank dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts mengatakan timnya sejauh ini mengumpulkan lebih dari 150 ribu frame video definisi tinggi."Saya merasa mungkin ada setidaknya 40 spesies baru di karang air dalam dan sedikitnya 50 spesies baru yang mencakup udang bentik, kepiting, spons, kerang, anemon, dan ketimun laut," katanya.
Temuan lain adalah tunicate di kedalaman 2.200 meter. Jenis hewan bertulang lunak di antara kelas vertebrata dan invertebrata ini pernah ditemukan di Laut Tasmania dengan bentuk yang lebih besar.
Ada juga jenis ikan besar bermulut besar dengan bentuk gigi yang menakutkan dengan sirip berjumlah empat buah. Ikan ini ditemukan di kedalaman 2.112 meter dengan panjang 78 sentimeter dan lebar 15 sentimeter. Ikan yang sangat unik ini dikategorikan dalam lizard fish. Koral jenis lophelia yang biasanya ditemukan di Samudra Atlantis ditemukan juga di daerah Sangihe Talaud.
Dari temuan di perairan Sangihe Talaud, ada perbedaan jenis biota di laut dangkal (sekitar 200-300 meter) dan laut dalam (1.000-2.000 meter). Jenis koral, crinoid, ikan, serta udang-udangan di laut dangkal lebih spesifik dan berwarna terang. Hal ini mengindikasikan adanya interaksi visual biota-biota tersebut dengan tingkat kedalamannya.
Di daerah laut dalam, jenis-jenis biota lebih beragam dan mempunyai keunikan warna ungu, pink, emas, hitam, merah, kuning, putih, dan abu-abu. Mereka bersimbiosis dengan binatang lainnya, seperti koral dengan kepiting dan brittle star, juga simbiosis crinoid dengan brittle star. Lalu kepiting, sponge dengan hermit (kumang), koral bersimbiosis dengan polychaete (cacing tabung/ tube worm).
Keunikan biota laut dalam di perairan Sangihe Talaud sudah pasti memperkaya keanekaragaman hayati laut Indonesia. Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan temuan terumbu karang pada kedalaman 3.500 meter menunjang penelitian lebih lanjut di bidang obat-obatan. "Senyawa koral itu memiliki kandungan kimiawi untuk bahan obat-obatan," kata Indroyono, yang hadir dalam seminar Ekspedisi Index Satal 2010 di Manado. Menurut dia, senyawa yang terdapat pada koral kemosintesis (pembakaran tanpa sinar matahari, melainkan proses kimiawi) menjadi potensi untuk mengembangkan obat antikanker.
Sumber; bataviase.co.id
0 comments
Post a Comment