Tuesday, June 21, 2011

Tubuh Aerodinamis Ikan Terbang

Melompat keluar dari permukaan air tapi juga mampu melayang hingga jarak 200 meter bahkan bersama-sama bisa membentuk formasi terbang sejauh 400 meter menjadikan keunikan dari ikan ini. Karena keunikannya itu, ikan ini dinamakan ikan terbang.

Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.

Alasan pertama ikan yang memiliki 40 atau lebih spesies ini hingga terbang adalah karena aksi melarikan diri atau menghindar dari para predator laut seperti ikan-ikan mackerel, tuna, swordfish dan marlin. Meski demikian ikan ini juga berhati-hati terhadap ancaman paruh burung-burung di atasnya.

Mekanisme bagaimana ikan ini bisa terbang juga sederhana saja. Awalnya mereka akan berakselerasi di dalam air hingga mencapai kecepatan 70 km/jam dibantu oleh kepakan ekor mereka. Sekali mereka melompat di atas air, sirip-siripnya akan mengembang dan memanfaatkan angin untuk meraih ketinggian. Adakalanya mereka memukulkan ekornya untuk tetap melompat tinggi dan mengubah arah.

Pada beberapa spesies ikan terbang, sayap di bagian dadanya juga dibantu sayap di bagian belakangnya untuk terbang, sehingga jenis yang bersayap empat ini lebih hebat beratraksi di udara. Meski kemampuan terbangnya tidak jauh, ikan terbang bisa melakukan terbang bersama, dengan membentuk formasi unik untuk menempuh jarak hingga 400 meter.

Read More

Monday, June 6, 2011

Pembangunan Kelautan dan Pesisir yang Berestetika Lokal

Kebijakan bidang kelautan dan pesisir didasarkan pada obyektivitas ilmiah (scientific objectivity) yang dibangun berdasarkan asas partisipatif dan diarahkan agar rakyat sebagai penerima manfaat terbesar. Kebijakan strategis ini diharapkan dapat membawa kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, mengembangkan harkat dan martabat bangsa serta mampu mensejajarkan diri dengan komunitas negara maju didunia tanpa mengurangi estetika dan kearifan lokal.

Terminologi pemikiran konsep pembangunan sektor kelautan masih didominasi oleh terminologi pemikiran Michael Redclif tentang konsep pembangunan berkelanjutan. Feyereban yang seorang pakar ekonomi pembangunan mengutarakan bahwa dalam memahami pemikiran pembangunan diperlukan penggabungan tradisi abstrak yang didominasi pemikiran barat dengan tradisi historis yang menjadi ciri utama negara-negara sedang berkembang. Pembangunan sektor kelautan yang semacam ini dimana pengetahuan lokal menjadi landasan utama yang mensyaratkan ciri-ciri endogen berikut:
  1. bahwa unit sosial dari pembangunan itu haruslah suatu komunitas yang dibatasi oleh suatu ikatan budaya, dan pembangunan itu harus berakar pada nilai-nilai dan pranatanya;
  2. adanya kemandirian, yakni setiap komunitas bergantung pada kekuatan dan sumberdayanya sendiri bukan pada kekuatan luar;
  3. adanya keadilan sosial dalam masyarakat; dan
  4. keseimbangan ekologis, yang menyangkut kesadaran akan potensi ekosistem lokal dan batas-batasnya pada tingkat lokal dan global (Kusumastanto, 2002).

Strategi pemberdayaan masyarakat harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat pesisir, khususnya nelayan sebagai komponen yang paling banyak, serta cakupan atau batasan pemberdayaan maka sudah tentu pemberdayaan nelayan patut dilakukan secara komprehensif. Pembangunan yang komprehensif, menurut Asian Development Bank (ADB) mencakup lima kategori penting, yaitu:
  1. berbasis lokal;
  2. berorientasi pada peningkatan kesejahteraan;
  3. berbasis kemitraan;
  4. secara holistic; dan
  5. berkelanjutan.

Pembangunan yang melibatkan sumber daya lokal dan dapat dinikmati oleh masyarakat lokal menjadi tolak ukur suksesnya pembangunan yang berbasis lokal. Pembangunan berbasis lokal tidak membuat penduduk lokal sekedar penonton dan pemerhati di luar sistem, tetapi melibatkan mereka dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang menitikberatkan pada kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dari pembangunan sesungguhnya. pembangunan ini bukan sekedar usaha peningkatan produksi, justru sebagai pencapaian pembangunan yang diarahkan pada pemenuhan ekonomi makro. wujud pembentukan pembangunan yang komprehensif dilakukan dengan bentuk usaha kemitraan yang saling menguntungkan (mutualisme) dengan masyarakat lokal. Kemitraan ini akan membuka akses masyarakat lokal terhadap teknologi, pasar, pengetahuan, modal, manajemen yang lebih baik, serta pergaulan bisnis yang lebih luas.

Kebanyakan masyarakat pesisir memang bergantung pada kegiatan sektor kelautan (perikanan), tetapi itu tidak berarti bahwa semua orang harus bergantung pada perikanan. Akibat dari semua orang menggantungkan diri pada perikanan yaitu kemungkinan terjadinya degradasi sumber daya ikan, penurunan produksi, kenaikan biaya produksi, penurunan pendapatan dan penurunan kesejahteraan. oleh karena itu diperlikan pembangunan yang holistik yang mencakup segala aspek. Pembangunan yang berkelanjutan juga mencakup aspek ekonomi dan sosial yang berarti bahwa pembangunan tidak harus melawan, merusak dan atau menggantikan system dan nilai sosial yang positif yang telah teruji sekian lama dan telah dipraktekkan oleh masyarakat. Pembangunan harus lebih bersahabat dengan estetika dan kearifan lokal masyarakat pesisir itu sendiri.

"berbagai sumber"
Read More